top of page

Monolithic Architecture: Masih Relevankah di Era Cloud?

  • dhea76
  • 19 Sep
  • 3 menit membaca

Diperbarui: 30 Okt

Monolithic Architecture
Maksimalkan Potensi Bisnis dengan Arsitektur yang Tepat

Apa Itu Arsitektur Monolitik?

Arsitektur monolitik adalah pola desain perangkat lunak di mana seluruh komponen sebuah aplikasi dikembangkan, diuji, dan dijalankan sebagai satu kesatuan yang terpadu sehingga setiap bagian aplikasi tergantung satu sama lain. Meskipun konsep ini lebih tua dibanding microservices, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa arsitektur monolitik masih memiliki keunggulan performa ketika dijalankan di mesin tunggal atau lingkungan cloud dengan trafik rendah hingga sedang, karena overhead komunikasi antarĀ­layanan (inter-service communication) yang minim, latency lebih rendah, dan deployment yang relatif lebih sederhana dibanding sistem terdistribusi.

Tantangan Skalabilitas di Era Cloud

Pengembangan aplikasi dengan arsitektur monolitik di era cloud menghadapi tantangan signifikan ketika kebutuhan skalabilitas horizontal meningkat. Bagian dari sistem yang hanya sebagian kecil layanan mendapatkan beban tinggi memaksa untuk men-scale seluruh aplikasi, bukan hanya bagian yang dibutuhkan. Hal ini sering kali menimbulkan pemborosan sumber daya jika beban tersebut tidak merata di antara modul-modul aplikasi. Berbagai studi membandingkan monolitik dan microservices menunjukkan bahwa ketika aplikasi tumbuh besar dan trafik atau kompleksitas meningkat, microservices unggul dari segi skalabilitas dan ketahanan terhadap kesalahan (fault tolerance).

Kapan Monolitik Masih Menjadi Pilihan Tepat?

Meskipun memiliki keterbatasan, ada konteks dan situasi di mana monolitik masih relevan dan bahkan lebih praktis dibanding microservices di era cloud. Startup yang baru berdiri, proyek minimum viable product (MVP), aplikasi internal perusahaan dengan tim kecil, atau aplikasi dengan domain yang cukup stabil dan tidak memerlukan banyak perubahan modul secara paralel adalah contoh kasusnya. Dalam konteks tersebut arsitektur monolitik memudahkan pengembangan awal, pengujian, debugging, dan pengiriman cepat (time-to-market) karena semua berada dalam satu basis kode yang terpusat.

Studi Kasus Perusahaan yang Menggunakan Monolitik

Salah satu studi kasus menarik datang dari sistem e-commerce kecil hingga menengah yang tetap memilih monolithic architecture karena alasan efisiensi biaya, kemudahan deployment, dan keterbatasan sumber daya pengembangan. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan Thalor dkk. (2025) terhadap aplikasi e-commerce menunjukkan bahwa arsitektur monolitik dapat memberikan waktu respons yang lebih baik pada transaksi dengan beban rendah hingga sedang dibanding microservices, karena komunikasi antar modul terjadi secara internal dalam satu proses. Studi ini menegaskan bahwa dalam situasi tertentu, terutama di perusahaan yang masih berkembang, monolitik dapat memberikan keunggulan performa sekaligus mengurangi kompleksitas teknis yang biasanya membebani microservices.

Tantangan Migrasi dari Monolitik ke Microservices

Perubahan atau migrasi dari arsitektur monolitik ke microservices atau arsitektur yang lebih modular tidak selalu mudah. Proses ini sering kali memerlukan biaya dan risiko tambahan terkait overhead pengelolaan microservices, koordinasi tim, deployment yang lebih kompleks, serta kebutuhan akan sistem monitoring dan observabilitas yang lebih canggih. Di sinilah peran software house seperti CODE.IDĀ menjadi penting karena CODE.ID memiliki pengalaman dalam membantu perusahaan menentukan desain arsitektur yang paling sesuai. Baik tetap menggunakan monolitik, modular monolith, atau berpindah ke microservices, CODE.ID dapat memastikan migrasi arsitektur dilakukan secara matang tanpa menimbulkan biaya tinggi atau kegagalan proyek.

Keuntungan Bermitra dengan CODE.ID

Bermitra dengan software house seperti CODE.ID memberikan keuntungan karena perusahaan dapat mengakses tim ahli yang sudah terbiasa menentukan trade-off arsitektur berdasarkan konteks penggunaan. CODE.ID memiliki metode pengembangan dan pengujian profesional serta pengalaman operasional di lingkungan cloud yang memungkinkan optimasi biaya, pengurangan risiko downtime, dan kecepatan pengiriman fitur baru. Keuntungan lain yang diperoleh adalah dukungan berkelanjutan mulai dari desain, implementasi, hingga pemeliharaan, sehingga perusahaan dapat lebih fokus pada bisnis inti tanpa terbebani teknis yang bukan kompetensi utama mereka.

Menentukan Arsitektur Tepat Berdasarkan Kebutuhan Bisnis

Arsitektur monolitik masih tetap relevan di era cloud ketika digunakan pada aplikasi yang skala, kompleksitas, dan perubahan modulnya relatif rendah. Pilihan untuk tetap menggunakan monolitik atau bermigrasi ke microservices harus dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan bisnis, beban trafik, dan faktor sumber daya teknis. Apabila perusahaan Anda sedang mempertimbangkan arsitektur perangkat lunak terbaik baik tetap monolitik, modular, atau microservices bermitralah dengan CODE.IDĀ untuk konsultasi arsitektur yang matang dan solusi cloud-ready yang efektif serta hemat biaya.

Hubungi CODE.ID sekarang untuk diskusi awal arsitektur proyek Anda dan temukan solusi terbaik yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda.

šŸ“ž Hubungi kami: +62 813-9971-0111

🌐 Pelajari lebih lanjut: www.code.id

šŸ“§ Email: info@code.id


Referensi:

Dirgantara, Deni Panji; Kusumo, Dana Sulistyo; Utomo, Rio Guntur, ā€œDocker-Based Monolithic and Microservices Architecture Performance Comparisonā€, Jurnal Teknik Informatika (Jutif), Universitas Jenderal Soedirman, 2024.

Meenakshi Thalor, Shivprasad R. Allur, Veena Suhas Bhende, Amrapali Chavan, ā€œAnalysis of Monolithic and Microservices System Architectures for an E-Commerce Web Applicationā€, International Journal of Intelligent Systems and Applications in Engineering (IJISAE), 2025.

Gede Gery Sastrawan, I Putu Gede Hendra Suputra, ā€œComparison Between Microservices and Monolith Software Architectureā€, JELIKU (Jurnal Elektronik Ilmu Komputer Udayana), Vol. 11, No. 4, April 2023.

Wang, Y., Kadiyala, H., Rubin, J., ā€œDifferences in performance, scalability, and cost of using microservices and monolithic architectureā€, Proceedings of the 38th ACM/SIGAPP Symposium on Applied Computing.


Ā 
Ā 
Ā 

Komentar


861/2 Copper PI , zetlandNSW, Sydney 2017

  • Whatsapp
  • Facebook
  • Instagram
  • LinkedIn
  • YouTube

©2023. All right reserved.

Address

Jakarta

Mangkuluhur City Tower One 7th Floor

Jl. Gatot Subroto Kav. 1-3
Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12930

Sydney

Contact

Careers

Jakarta : hello@code.id

​Sydney : andrew.o@code.id

​

Phone : +6221  5010 3081

WhatsApp : 0813 9971 0111

CODE.ID Logo

CODE.ID is a software development service company that focuses on helping clients turn their best ideas into a product, application, or website.

bottom of page